Dunia Bawah pesona laut Raja Ampat

Papua, “i found the paradise,” kata Ester. Ungkapan kekaguman wisatawan asal Belanda yang diucapkan untuk keindahan alam di wilayah Kepulauan Raja Ampat, Papua.

Sama halnya dengan Ester, Michael Sjukrie, seorang instruktur menyelam dan fotografer di dasar laut dalam tim ekspedisi juga mengungkapkan kekaguman itu dengan air di kepulauan Raja Ampat.

Menurut pria yang sudah menyelam di berbagai tempat di Indonesia dan luar negeri, bagian bawah laut di Kepulauan Raja Ampat yang menakjubkan. “Saya menemukan tiga kuda laut yang belum di tempat lain. Its terumbu karang juga sangat bagus, seperti taman di bawah laut,” katanya.

Bahkan, di laut sekitar Kepulauan Raja Ampat yang kaya dengan organisme laut dan dihuni oleh terumbu karang yang asli Indonesia.

Pulau-pulau ini termasuk dalam segitiga Karang (Coral Triangle), yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang, dan Australia. Coral Triangle adalah daerah yang dikenal sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.

Kondisi terumbu karang di Raja Ampat 60% dalam kondisi sangat baik dan memiliki kombinasi keragaman karang dan ikan yang terbaik. Sebaliknya, 17% terumbu karang alam kondisi jelek, namun terletak di teluk kecil yang tersembunyi lumpur tinggi tingkat hujan.

Selain itu, pulau yang memiliki luas sekitar 43.000 km2 ini juga ditemukan 828 spesies ikan karang. Peneliti memperkirakan ada sedikitnya 1.084 spesies ikan di kepulauan yang memiliki 44 pulau ini.

Formasi karang di Dampier, yang terletak antara pulau utara dan selatan pulau Batanta-Waigeo Gam, kawasan ini sangat kaya spesies ikan karangnya.

Ekspedisi tim harus melakukan penelitian di dalamnya. Widodo Pranowo, anggota tim ekspedisi yang bekerja untuk Departemen Kelautan dan Perikanan mengatakan kondisi di Kepulauan Raja Ampat masih dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasifik Barat (Western Pacific Ocean). Ini menunjukkan ada arus bergerak dari arah timur ke timur laut dan sejajar dengan daratan Papua (Mainland) bagian utara.

“Ketika tiba di Laut Halmahera atau Raja Ampat di utara bagian dari arus bergerak ke selatan akan memasuki aliran Pelayaran Jailolo dan sebagian besar orang lain akan berbalik arah menuju Samudra Pasifik lagi. Tunai adalah apa yang dikenal sebagai Halmahera Eddy. Kami juga menduga bahwa ketika Arus Halmahera Eddy sebelum tiba di Laut Halmahera, ada sebagian kecil dari Dampier memasuki melengkung, “katanya.

Menurut Widodo, tingkat kesuburan yang di Raja Ampat sangat bagus, terbukti dengan jumlah besar ikan seperti ikan pemakan plankton Manta Ray, dan beberapa jenis ikan paus.

Sementara itu, anggota tim peneliti yang lain, Andreas A Hutahean di kepulauan Raja Ampat sangat terkenal dengan keanekaragaman ikan karangnya yang tertinggi di dunia.

Terdapat lebih dari 1084 jenis ikan yang ditemukan di wilayah ini, yang merupakan garis besar dibagi menjadi tiga kelompok yang dominan, yakni ikan gobi (Gobiidae), gadis ikan (Pomacentridae), dan ikan maming (Labridae).

Khusus untuk jenis Pomacentridae Indonesia, Raja Ampat, khususnya, memiliki keanekaragaman tertinggi di dunia, diikuti oleh Papua Nugini, Australia, Thailand, Kepulauan Fiji, dan Maladewa.

Ekosistem terumbu karang di Raja Ampat, menurut Andreas, sama seperti laut yang merupakan daerah-daerah lainnya buka oligotropik (miskin unsur hara atau nutrien). Namun, yang unik, ekosistem Terumbu karangnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya buka laut.

Menurut Andreas, keadaan ini telah menjadi misteri selama beberapa dekade. “Mengapa daerah pikuk masyarakat miskin dapat memiliki tingkat keanekaragaman hayati nomor dua di dunia di hutan tropis di Amazone, Brasil?”

Andreas mengatakan itu karena sifat dari ekosistem terumbu karang yang mungkin memiliki sifat untuk mengatur sendiri makanan untuk organisme-organisme dalam ekosistem yang aktif.

Andreas mencontohkan, pada pagi hari menemukan tebal lapisan lendir di permukaan air atau di dekat pantai. Bahkan lendir kaya akan protein dan unsur hara. “Lapisan penjagaan lendir ini ternyata yang menjadi sumber makanan bagi plankton di daerah terumbu karang. Jadi rantai makanan dari tingkat produsen (plankton) ke konsumen tingkat-tingkat atas (ikan carnivora / pemakan daging) terpenuhi,” katanya berkata.

Berdasarkan hasil pengukuran, kondisi Raja Empat yang memiliki kondisi yang sangat bagus, di mana salinitasnya berkisar antara 33-34 PSU. Kemudian permukaan suhu berkisar antara 28 derajat Celsius di kedalaman tertentu hingga 27 derajat Celcius. Kemudian penetrasi cahaya matahari bisa mencapai hingga 30-37 meter. “Hal ini menyebabkan terumbu karang dapat tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Walaupun terkenal sebagai tempat yang kaya keanekaragaman hayatinya, tim ekspedisi menemukan dampak dari penangkapan ikan yang berlebihan. “Ikan napoleon atau maming sering digunakan sebagai indikator jumlah ikan, jarang kita temui selama penyelaman,” ujarnya.

Selain itu, di daerah yang memiliki 48.707 penduduk, ada juga ditemukan tanda-tanda kerusakan habitat. Kerusakan akibat bagaimana dengan bom ikan atau racun.

Menurut masyarakat sekitar, penangkapan ikan dengan cara yang pada awalnya dilakukan oleh nelayan dari luar Papua. Tetapi sekarang ada lokal anak melakukan ini, karena cara pembuatan bom atau racun sudah dikuasai.

Selain penangkapan yang merusak lingkungan, penebangan liar juga terjadi d kawasan cagar alam di Pulau Waigeo. Bahkan Raja Ampat memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata laut dan darat.

Keunikan dunia bawah laut dan hutan di daerah ini dipelihara sebagai ancaman dari kerusakan alam. Disayangkan jika sangat langit dunia yang hancur untuk kepentingan kanan.

(Sumber: Media Indonesia – April 2005)