Jakarta, 24 Juni 2024. Prodi S2 Strategi Pertahanan Laut (SPL), Fakultas Strategi Pertahanan (FSP), Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI), pada tanggal tersebut menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang rencana perubahan kurikulum. Begitupun, jumlah SKS rencana dirubah dari semula 45 SKS ditambahkan 9 SKS baru sehingga menjadi 54 SKS. Dua dari mata kuliah baru yang didalam 9 SKS itu adalah “Kebijakan Pertahanan Laut (3 SKS)” dan “Dinamika Oseanografi untuk Taktis Peperangan di Laut dan Pesisir (3 SKS)”. Dua narasumber diundang untuk memberikan review (telaah) terhadap usulan perubahan kurikulum tersebut, yakni: Laksamana Muda (Laksda) TNI Dato Rusman Sutan Nurdin (Staf Khusus KASAL) dan Widodo Setiyo Pranowo (sebagai peneliti BRIN dan pengajar STTAL).
Read More Civil-military interactions in academiaJakarta, (2024/05/29). Komandan Pusat Pendidikan Hidro-Osanografi (Pusdikhidros) TNI-AL, Letkol Laut (P) Tri Ariyah Hari Saputra, pada 29 Mei 2024, diterima oleh Widodo Setiyo Pranowo di ruang kerjanya di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut Hidro-Oseanografi (STTAL Hidros) di Jalan Ganesha No.1, Kodamar TNI-AL, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Kunjungan Komandan Pusdikhidros ini dalam rangka menyerahkan Satyalancana Dwidya Sistha kepada Widodo.
Read More Satyalancana Dwidya Sistha KeduakuCirebon, May 17, 2024, the Minister of Marine Affairs and Fisheries (KKP), Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., visited ITB Cirebon Campus as part of course of his Doctoral Studies in the Faculty of Earth Sciences and Technology (FEST) at ITB. The Minister had a morning course session at ITB Arjawinangun, followed by two afternoon sessions at ITB Watubelah.
In ITB Watubelah which also MTCRC Cirebon Center, the Minister was warmly welcomed by Ibu Ivonne M. Radjwane and Bapak Widodo S. Pranowo, representing MTCRC, along with Bapak Irwan Meilano (Dean of FEST ITB) and ITB lecturers.
Read More Being a Host for a Moment at Watu BelahSebagai negara maritim, yang ingin menjadi Pusat Maritiim Dunia, sudah seharusnya pengembangan sumber daya manusia Indonesia berbasis maritim menjadi satu kebutuhan utama. Yakni, sumber daya manusia yang bisa memahami dan mengembangkan potensi maritim secara optimal.
Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN, Prof. Widodo Setiyo Pranowo, menjelaskan bahwa pelaut yang ulung dan tangguh tidak dilahirkan dari laut yang tenang.
“Artinya, secara implisit, bisa dikatakan bahwa kita tidak bisa bermusuhan dengan gelombang di laut. Tapi kita harus bernafas bersama gelombang. Karena, untuk memastikan keberhasilan dalam memanfaatkan sumber daya laut, maka manusia harus bisa memahami interaksi antara manusia dengan laut dan atmosfer,” kata Widodo saat memberikan orasi ilmiah pada acara wisuda perwira Akademi Maritim Nasional Jakarta Raya (AMAN JAYA), ditulis Minggu (31/12/2023).
Read More Orasi ilmiah: Bernafas Bersama Gelombang