Jakarta – 26 Juli 2016. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) Research and Technology (ART) 2016 Extension Program Indonesia, memiliki sisi lain yang positif bagi penelitian perubahan iklim di Indonesia. Pertemuan yang mengundang akademisi dan institusi riset di Indonesia tersebut untuk berdiskusi dan tukar pendapat mengenai kooperasi antara negara-negara anggota APEC. Agenda yang difokuskan pada kooperasi dan kolaborasi di bidang Sains dan Teknologi dengan sector bisnis, sector bisnis yang berkecimpung di iklim dan teknologi ramah lingkungan, guna membantu perkembangan inovasi negara-negara anggota APEC untuk mencapai tujuan akhir dari SDG’s. Indonesia yang mewakilkan dirinya dalam pertemuan ini kepada 3 orang yaitu Dr.-Ing. Widodo Pranowo Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir, P3SDLP – KKP, Dr. Heru Santoso Kepala Biro Kepegawaian – LIPI, dan Dr. Triana Fizzanty direktur Pusat Penelitian Perkembangan Iptek – LIPI.
Dr.-Ing. Widodo memberikan penekanan pada pemaparannya untuk meminimalisir dampak dari pengasaman laut (ocean acidification) termasuk kerjasama saintifik lintas sektoral bahkan kerjasama antar negara. Kerjasama tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pengembangan kapasitas riset dan transfer teknologi kelautan hingga ke tingkat kerjasama antar pemerintah, dalam tatanan dalam memperbiki kesehatan laut dan menambah kontribusi dari biodiversitas laut dalam rangka pengembangan sektor kelautan negara. Selain perubahan iklim pria berkacamata ini juga memaparkan mengenai penelitian dibidang energiy terbarukan, diakhir presentasinya, Doktor Ingeneur ini menyambut semua anggota negara Organisasi APEC dan Internasional untuk bekerja sama dengan Indonesia , tentang perubahan iklim dan variabilitasnya.
Sesi diskusi Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir yang juga sebagai Peneliti Madya ini kebanjiran pertanyaan dan ajakan kerjasama baik di bidang kerjasama antar negara hingga ketertarikan pihak asing terhadap data hadil prediksi yang dikeluarkan oleh KKP khususnya P3SDLP. Ketertarikan kerjasama antar negara Indonesia dengan Korea dikemukakan oleh Woongsung Lee, Ph.D. sebagai Director Global Policy Research Center UN ESCAP, yang menanyakan apakah sudah ada kerjasama riset antara Korea dengan Indonesia, dan menyatakan siap bekerjasama antar negara jika dimungkinkan. Perusahaan raksasa asal Korea pun tertarik akan potensi Energi terbarukan dari arus laut dan energy turbin angin yang di nyatakan secara langsung oleh Ys Baeng, yang merupakan Senior Manager, dari Energy Strategic Planing Team Perusahaan Elektronik Life Good (LG). Isu lingkungan pun menjadi salah satu magnet tersendiri dalam sesi diskusi itu, sebut saja Yin Hangshu, Adalah Program Officer, dari International Cooperation Departement, National Center Climate Change Korea yang ingin mengetahui mengenai metodologi perhitungan adaptasi dan formulasi loss and damage akibat perubahan iklim. Selain kerjasama antar negara, energi, dan bahkan lingkungan, sejalan dengan itu perwakilan dari Pulse Lab. Jonggun Lee, Ph.D (Data Scientist) sebagai salah satu cabang dari UN yang berada di Indonesia tertarik akan data yang dihasilkan oleh KKP khsusnya P3SDLP mengenai peramalan daerah penangkapan ikan, peta lokasi penangkapan ikan cakalang/tuna, dan pasut on android. Laut merupakan suatu media fenomena yang unik, yang masih menunggu diungkap tentang apa yang terkadung didalamnya, sehingga pihak asing pun tertarik untuk melakukan penelitian di laut kita yang luas ini.
SUMBER BERITA: P3SDLP-News