Detik Travel News: Ada Ribuan Ubur-ubur Menyerbu PLTU Paiton, Kok Bisa?

Probolinggo – Kemunculan ubur-ubur di PLTU Paiton viral dimedsos. Banyak yang bertanya, bagaimana bisa ada ribuan ubur-ubur di PLTU Paiton? Buat nambah sengatan listrik?

Ubur-ubur tersebut tepatnya berada di Unit Pembangkitan (UP) PT PJB Paiton 1 dan 2 yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Karena sudah pernah terjadi, PLTU Paiton telah mempersiapkan langkah penangan untuk menjaga keberlangsungan penyediaan listrik.

Sebenarnya fenomena ini dinamakan blooming atau melimpahnya suatu zat atau biota di perairan laut. Peristiwa di PLTU Paiton itu terkait dengan situasi di Teluk Jakarta.

“Fakta ini menjadi unik karena terpantau kemunculannya seperti jungkat-jungkit antara perairan pesisir Probolinggo dan Teluk Jakarta, demikian pula waktunya bergantian,” ujar Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP Widodo Pranowo.

Melalui pantauan, blooming ubur-ubur di perairan Probolinggo terjadi di bulan peralihan dari musim angin barat ke musim angin timur. Sebaliknya, blooming ubur-ubur di Teluk Jakarta terjadi di bulan peralihan dari musim angin timur ke musim angin barat.

“Teluk Jakarta dan Pesisir Probolinggo adalah berada di Pantura Jawa. Secara spesifik, Teluk Jakarta dipengaruhi oleh kondisi oseanografis Laut Jawa, sedangkan perairan pesisir Probolinggo dipengaruhi oleh kondisi oseanografis Selat Madura. Namun dinamika laut yang terjadi di Laut Jawa dan Selat Madura merupakan satu kesatuan sistem yang dipengaruhi oleh angin musim,” dia menjelaskan.

Blooming ubur-ubur di Probolinggo terjadi pada tanggal 21-28 April 2020. Kemunculan ubur-ubur ini juga terjadi di bulan April 2019.

Fenomena blooming ubur-ubur terjadi karena adanya kondisi lingkungan laut yang mendukung. Dari banyaknya variabel kondisi lingkungan laut, KKP menggunakan tiga variabel dalam analisis cepat (rapid analysis).

Tiga variabel tersebut adalah suhu permukaan laut, salinitas (kadar garam), dan khlorofil terlarut. Data diambil pada periode April 2020 dan Oktober 2018.

“Secara teori ubur-ubur menyukai suhu laut antara 24 hingga lebih dari 31 derajat celcius. Ubur-ubur dapat hidup di laut dengan kisaran salinitas (kadar garam) antara 30 hingga lebih dari 35 PSU,” ungkap Widodo.

Menurut data suhu permukaan laut di perairan pesisir utara Jawa, maka pada bulan April 2020 suhu permukaan lautnya lebih dari 30 derajat celsius dan hampir merata di Laut Jawa dan Selat Madura.

Kondisi suhu laut yang merata tersebut juga terjadi pada Oktober 2019. Namun dengan suhu yang sedikit lebih rendah, yakni sekitar 29 derajat Celsius. Artinya kondisi suhu permukaan laut di Teluk Jakarta dan perairan Pesisir Probolinggo adalah hampir sama pada bulan April 2020 dan Oktober 2018 tersebut.

Perbedaan mulai terlihat dalam data salinitas (kadar garam). Secara umum, kondisi salinitas di Teluk Jakarta dan Selat Madura, baik pada April 2020 dan Oktober 2018, memiliki kisaran salinitas yang sama.

“Kondisi salinitas di Teluk Jakarta (sekitar 30-32 PSU) adalah lebih rendah daripada di Selat Madura (sekitar 32-34 PSU). Berdasarkan kondisi salinitas tersebut dapat diindikasikan bahwa Teluk Jakarta mendapatkan lebih banyak pasokan air tawar dari darat daripada perairan Probolinggo,” ujarnya.

Pasokan air tawar ke Teluk Jakarta berasal dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Berbeda dengan Selat Madura, terdapat sedikit muara sungai. Muara sungai yang teridentifikasi signifikan memberikan pasokan air tawar adalah Muara Sungai Porong.

“Sungai-sungai yang bermuara di laut, selain membawa air tawar dari darat juga membawa nutrient atau zat hara. Zat hara ini sangat berguna bagi fitoplanton untuk tumbuh dan berkembang. Apabila zat hara semakin banyak maka fitoplankton juga akan semakin banyak,” dia menjelaskan.

Menurut Widodo hal tersebut terkonfirmasi dari data satelit berupa khlorofil terlarut di laut. Adanya perbedaan pola kelimpahan khlorofil dari kedua lokasi tersebut menjadi hal yang paling menarik, Jakarta dan Probolinggo.

“Selat Madura terdeteksi lebih melimpah khlorofilnya pada bulan Maret 2020, satu bulan sebelum terjadi blooming ubur-ubur di perairan Pesisir Probolinggo. Sehingga, sangat diduga melimpahnya fitoplanton atau khlorofil inilah sebagai pemicu dari blooming ubur-ubur,” ujar dia. (bnl/ddn)

Sumber asli berita: Detik Travel News