Hidro-Oseanografi Untuk Riset Tsunami

Foto Grup FGD Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami dan Pelatihan Dasar Observasi Laut selama 03 – 04 November 2023

Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika selama 2 (dua) hari mengadakan FGD Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia dan Pelatiha Dasar Observasi Laut. Acara tersebut diselenggarakan pada 3-4 November 2023 di Jakarta.
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, Widodo Setiyo Pranowo, dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN diundang untuk sharing pengalaman dan memberikan pelatihan pengolahan dan analisis data hidro-oseanografi.

Widodo Pranowo memberikan pelatihan plotting dan analisis arus laut dan gelombang laut.


Widodo, yang juga anggota Scientific Advisory Board for Korea – Indonesia Marine Technology Cooperation and Research Center (MTCRC), pada pelatihan tersebut mengajarkan bagaimanakah teknik mengolah dan menganalisis arus, dinamika muka laut, gelombang laut, dan gelombang tsunami.
Secara ‘real life’, muka laut yang dinamis, akan terekam oleh alat pengukur dinamika muka laut secara kontinyu tanpa membedakan gaya pembangkit dinamikanya tersebut. Sementara, gelombang laut secara umum dapat dibangkitkan oleh tiupan angin normal, tiupan angin badai siklon, gaya gravitasi bulan dan matahari, deformasi bawah dasar laut oleh gempa dahsyat, dan juga letusan/erupsi gunung bawah laut.

Widodo Pranowo memberikan pelatihan analisis propagasi gelombang tsunami plotting dari hasil simulasi model TsunAWI yang selama ini telah diproduksi oleh para staf Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG


Widodo, yang juga aktif mengajar di Prodi S2 Oseanografi, Prodi S1 Hidrografi dan juga Prodi D3 Hidro-Oseanografi pada Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), kemudian membagikan teknik fast fourier transform untuk memisahkan data gelombang tsunami dari gelombang akibat angin, dan gelombang akibat gaya gravitasi bulan dan matahari.
Dalam rangka, mengidentifikasi secara cepat stasiun pasang surut manakah yang secara hipotetik akan merekam penjalaran gelombang tsunami ketika ada gempa bumi dahsyat yang berpusat di bawah dasar laut, maka Widodo mengajarkan Model Ray Tracing Tsunami.

Widodo Pranowo memberikan pelatihan analisis propagasi gelombang tsunami menggunakan model ray tracing dan juga pemisahan data tsunami dari raw data rekaman tide gauge.


Para peserta pelatihan yang berjumlah 30 orang dengan komposisi fungsional sebagai Seismologist (Pengamat Meteorologi dan Geofisika) dan juga ada Dosen di STMG (Sekolah Tinggi Meteorologi dan geofisika, sekolah kedinasan BMKG), secara antusias mengikuti pelatihan dan secara aktif melakukan praktek dengan baik.

Widodo, bukan baru pertama kalinya memberikan training. Pada medio 2008, Konsorsium German – Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS) menyelenggarakan Training Course II on “Seismology, Data Analysis, and Tsunami Detection” Part II: System Architecture and Decision Support untuk BMKG, dari 21 Januari hingga 10 Februari 2008. Saat itu, Widodo Pranowo masih berafiliasi di United Nations University – Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) bersama Sven Harig, keduanya pernah mewakili Tsunami Research Group (TRG) of Alfred Wegener Institute (AWI) for Polar and Marine Research, pada 31 Januari 2008, memberikan training tentang pemodelan tsunami menggunakan TsunAWI (Tsunami Unstructured Finite Element Developed by AWI), mulai dari teori hingga praktek simulasi model dan visualisasi menggunakan matlab dan Ocean Data View.

Credit Foto-Foto: Pusat Gempa Bumi dan Tsunami – BMKG