UNTIRTA, Kota Serang, Provinsi Banten (2023/11/10). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) memperingati Hari Pahlawan Tahun 2023 dengan menggelar kuliah umum berjudul “Potensi Selat Sunda Dalam Perspektif Hidro-Oseanografi”. Kuliah umum ini diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Kelautan, di Aula Gedung Fakultas Pertanian Lantai 4, Kampus Sindang Sari. Seperti yang diketahui bersama, Sultan Ageng Tirtayasa (lahir:1631, wafat:1692) sebagai Sultan Banten ke-6 adalah salah satu pahlawan nasional yang membaktikan diriya melawan penjajahan kolonial Belanda.
Widodo Setiyo Pranowo, peneliti ahli utama bidang oseanografi terapan dan manajemen pesisir dari Pusat Riset Iklim dan Atmofer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diundang oleh Hendrawan Sjafrie selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Kelautan UNTIRTA untuk memberikan perspektif tersebut. Hendrawan Sjafrie, sebagai tokoh muda di bidang oseanografi di UNTIRTA, dikenal aktif sebagai anggota dan pengurus Ikatan Sarjana Oseanologi Cabang DKI Jakarta dan Banten.
Widodo, yang juga aktif mengajar di Prodi S2 Oseanografi, Prodi S1 Hidrografi, dan Prodi D3 Hidro-Oseanografi pada Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), mengenalkan adanya fenomena “gelombang per segi” atau di komunitas ilmiah internasiona dikenal sebagai “crosswave” yang dia temukan di Selat Panaitan melalui observasi menggunakan citra. Rekomendasi widodo, UNTIRTA, ke depan bisa membangun Marine Station di Pulau Panaitan, atau menjadikan Selat Sunda sebagai laboratorium alam, untuk diketahui karakteristiknya secara komprehensif dari lapisan permukaan hingga dasar lautnya.
Widodo, yang pernah menjadi anggota Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Nasional (Komnas Kajiskan) periode 2016-2019 dan periode 2020-2023, menyampaikan bahwa interaksi atmosfer-laut di Selat Sunda, berikut dinamika lautnya seperti arus dan gelombang, bisa kopling dengan pasang surut yang kemudian menciptakan habitat unik bagi ekosistem perikanan, ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove. Variabilitas iklim-laut terhadap kondisi dinamika laut dan pengaruhnya terhadap ekosistem-ekosistem tersebut bisa dijadikan topik penelitian dosen dan topik riset skripsi mahasiswa.
Widodo, yang juga salah satu dari Scientific Advisory Board for Korea – Indonesia Marine Technology Cooperation and Research Center (MTCRC), kerentanan pesisir Selat Sunda dari kebencanaan laut. Kerentanan tersebut diperlihatkannya dengan hasil simulasi propagasi gelombang tsunami yang bersumber dari beberapa pusat gempa hipotetik di zona subduksi selatan Jawa dan Barat-daya Sumatra. Tsunami travel time dan maximum wave height yang dihasilkan oleh simulasi model, bisa dijadikan referensi didalam mendesain gedung, fasilitas bangunan ‘marine station’ agar kuat tidak mudah roboh dan bisa dijadikan sebagai evakuasi vertikal dan shelter perlindungan warga sekitar.
Kredit Foto: Tim Humas Fakultas Pertanian UNTIRTA.