Pusaran.id | Home | News | Reporter: Z. Abidin | Last updated Nov 17, 2017
JAKARTA, PUSARAN.ID – Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menggelar Diskusi Publik yang mengusung tema, ‘Benang Kusut Reklamasi Teluk Jakarta’, dan mengatakan bahwa Proyek Reklamasi dipaksakan.
“Reklamasi dipaksakan dan menabrak aturan dengan segala rupa,” kata PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pedri Kasman saat sambutan di Diskusi Publik, Jumat (17/11). Lanjutnya proyek Reklamasi mengabaikan kepentingan lingkungan dan kehidupan nelayan.
Pemaksaan tersebut patut ditengarai karena dominannya pengaruh korporasi dan pemilik modal, “artinya pada kasus ini dengan kedaulatan negara telah dilangkahi oleh kedaulatan pemodal dan korporasi,” ujarnya.
Dampak dari Reklamasi ini juga berdampak pada aspek lingkungan. Karena reklamasi ini jelas berpotensi besar memperparah terjadinya banjir di daratan Jakarta, merusak ekosistem laut, pencemaran perairan Pantai Utara Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Di sisi lain, Pedri mengatakan bahwa pengaruh Reklamasi pasti akan mengeruk pasir. Ia menuturkan bahwa Pengerukan pasir untuk timbunan pulau Reklamasi di kawasan Pulau Seribu, Banten dan daerah lainnya menjadi problem lingkungan yang serius yang tak kalah besar bahaya kerusakan yang ditimbulkannya, “Setidaknya di kalangan akademisi kelayakan proyek ini masih penuh perdebatan,” ujarnya.
Dr. Widodo Pranowo, Peneliti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang acara tersebut menuturkan bahwa Reklamasi di Indonesia ada sebanyak 45 proyek reklamasi di seluruh Indonesia. Dan ia mengatakan proyek Reklamasi tidak hanya berdampak negatif. Seperti Pantai Nipa yang merupakan pantai terluar di Indonesia yang hampir terkikis habis, dan pulau itu harus direklamasi agar wilayah Indonesia tidak mengecil.
Dan ia mengatakan juga bahwa Proyek Reklamasi tentu berdampak pada kerusakan lingkungan, pungkasnya. [Z.abidin]