Kompas Cetak, Selasa, 29 Januari 2019 | Sains, Lingkungan & Kesehatan | Perubahan Iklim | Reporter: AIK

“I let my life flow into the ocean” | "Ngetutke ilining banyu" | Perjalanan seorang bocah yang takut dengan air karena pernah tenggelam di sungai namun dikemudian hari berkarir di sektor kelautan bidang oseanografi terapan.
JAKARTA, (ANTARA NEWS).- Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang sering digunakan mamalia laut bermigrasi dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia menjadi berbahaya dengan adanya sampah plastik.
Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Widodo Pranowo di Jakarta, Kamis 22 November 2018, mengatakan, arus yang secara internasional disebut Indonesian Through-Flow (ITF) ini merupakan aliran suatu volume besar massa air dari Samudera Pasifik yang melewati perairan internal Indonesia ketika menuju ke Samudera Hindia. Read More ANTARA NEWS: Sampah plastik ubah Arlindo jadi jalur migrasi berbahaya
DETIK TRAVEL, Jakarta – Sampah lagi-lagi memakan korban. Kali ini, seekor paus sperma mati terdampar di Laut Wakatobi dengan perut yang penuh dengan sampah plastik. Paus sperma yang memiliki nama latin Physeter macrocephalus ini terdampar mati dengan perut terbuka di Pulau Kapota, Wakatobi , Sulawesi Tenggara. Bangkai paus ini sudah tidak utuh dan banyak sampah di perutnya. Kejadian ini kembali mempertanyakan pengelolaan sampah di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang menjadikan laut sebagai tempah sampah raksasa. Padahal, laut memiliki ekosistem dan kehidupan yang jauh lebih kompleks.
“Imbauan kepada masyarakat, kurangi penggunaan kantong plastik yang berpotensi terbuang ke sungai dan laut. Pastikan para pengelola wisata bahari, penyedia transportasi jasa laut, pengelola restoran pingir sungai dan laut, menyediakan tempat sampah yang memadai secara daya tampung dan daya dukung, dan juga tempat sampah harus cukup kokoh wadahnya, terlindungi agar tidak mudah terguling/terbongkar yang menyebabkan sampah-sampah tadi terbuang secara tidak sengaja atau sengaja ke badan sungai maupun ke laut,” ungkap Dr Ing Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, eksklusif kepada detikTravel, Rabu (21/11/2018). Read More DETIK TRAVEL: Please Jangan Buang Lagi Sampah ke Laut, Paus Sampai Mati Tuh