Morotai Rawan Gempa dan Tsunami

review-tews-bmkg-2016Jakarta, 09 Agustus 2016. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan workshop pemaparan dari Prof. Dr. Yusaku Ohta dari Tohoku University, Jepang dengan tema “Penentuan Magnitudo Cepat dengan Data GPS”, yang bertempat di Auditorium. Turut diundang oleh BMKG, peneliti P3SDLP, Dr.-Ing. Widodo Pranowo untuk menghadiri workshop tersebut. Disamping itu, Widodo, berkesempatan juga bertemu dengan Dr. Sven Harig dan Antonia Imerz dari Alfred Wegener Institute for Marine and Polar Research (AWI), Jerman yang sedang memberikan training workshop simulasi numerik propagasi tsunami di Lantai 3 Gedung C, BMKG. Berempat, bersama dengan Tri Handayani, S.Si, berkesempatan untuk berdiskusi perkembangan terkini skenario simulasi basis data yang telah dimutakhirkan hingga akhir tahun 2015, dimana Widodo, terlibat sebagai reviewer.

Diskusi pada siang itu, menyinggung juga terkait rencana pembangunan Pusat Riset Kelautan di Morotai, Morotai Integrated Aquarium & Marine Research Institute (MIAMARI), yang rencana pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun 2017 mendatang. Berdasarkan peta sebaran gempa, secara historis, Morotai termasuk wilayah yang rentan terhadap gempa dengan skala magnitud gempa berkisar antara Mw. 5 hingga Mw 6.2. Namun di skenario basis data tsunami telah disediakan data propagasi tsunami pada sesar gempa di dekat Sulawesi berdasarkan skala magnitud gempa dari Mw. 7 hingga Mw. 8.4 sebagai langkah antisipasi. Kedepan kajian kerentanan Morotai akan dilaksanakan.

Pada kurun waktu tahun 2008 hingga 2010, Widodo Pranowo, berduet dengan Sven Harig memberikan Training Pemodelan Numerik Tsunami menggunakan “Tsunami Unstructed Finite Element Model Developed By AWI” pada instansi yang sama di BMKG dalam kerangka kerjasama German-Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS).

SUMBER BERITA: P3SDLP-News