Tag: gitews

CNN Indonesia: Gempa PNG, Peringatan Tsunami di Sejumlah Wilayah Dibatalkan

Ilustrasi CNN Indonesia (WikiImages/Pixabay)
Ilustrasi CNN Indonesia (WikiImages/Pixabay)

Home / Internasional / Berita Asia Pasifik

Rosmiyati Dewi Kandi, CNN Indonesia | Sabtu, 17/12/2016 21:20 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) membatalkan peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah yaitu Indonesia, Kepulauan Solomon, Pohnpei, Chuuk, Nauru, Kosrae, dan Vanuatu, setelah gempa mengguncang New Ireland Region, Papua Nugini (PNG), Sabtu (17/12).Pemerintah Selandia Baru juga ikut membatalkan peringatan tsunami yang disampaikan beberapa saat setelah terjadi gempa berkekuatan 7,9 skala richter (SR) pukul 19.51 WIT, sebagaimana dilansir Reuters. PTWC mengatakan, gelombang tsunami sejumlah negara selain PNG diperkirakan terjadi dengan tinggi hanya kurang dari 0,3 meter. Gempa merupakan hal yang biasa terjadi di Papua Nugini karena terletak di area “Ring of Fire” Pasifik, sebuah hotspot aktivitas seismik karena gesekan di antara lempeng tektonik.

Gempa hari ini mengguncang PNG dengan kedalaman 103,2 kilometer di laut. Belum ada laporan kerusakan maupun korban akibat gempa tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak awal menyatakan, tsunami di PNG tidak akan sampai ke Indonesia dan terutama wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. Masyarakat di kedua provinsi itu juga tidak perlu dievakuasi dan diminta mengikuti arahan BPBD dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Khusus masyarakat di daerah pesisir Papua dan Papua Barat, diimbau tidak terpancing isu karena tsunami yang terjadi tidak berdampak di Indonesia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Sementara itu, gelombang tsunami minor setinggi 8 sentimeter terjadi di wilayah Tarekukure, pada pukul 21.25 WIT. Widodo Setiyo Pranowo, peneliti dari Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang pernah terlibat di German Indonesia Tsunami Early Warning System 2007-2010, mengatakan, tsunami minor setinggi 8 cm hingga kurang dari 30 cm bukanlah tsunami yang membahayakan. Menurut Widodo, sekecil apapun perubahan muka laut tetap menarik untuk diteliti, sebagai validasi dan tunning sensitivity pemodelan tsunami. “Dengan meningkatkan sensitivitas dan validitas model tsunami, diharapkan akan dapat memproduksi simulasi tsunami akibat gempa tektonik untuk basis data tsunami early warning system,” kata Widodo kepada CNNIndonesia.com, Sabtu malam (17/12). Penelitian itu sangat penting mengingat Indonesia juga bisa mendapatkan kiriman tsunami dari wilayah-wilayah gempa laut di sekitar Indonesia, seperti PNG.

(rdk) | CNN Indonesia

CNN Indonesia: Gempa PNG, Tarekukure Diterjang Tsunami 8 Sentimeter

Ilustrasi CNN Indonesia (Thinkstock/allanswart)
Ilustrasi CNN Indonesia (Thinkstock/allanswart)

Home / Internasional / Berita Asia Pasifik

Rosmiyati Dewi Kandi, CNN Indonesia | Sabtu, 17/12/2016 20:41 WIB

Jakarta, CNN Indonesia — Gempa bumi yang mengguncang New Ireland Region, Papua Nugini (PNG), Sabtu (17/12), mengakibatkan minor tsunami setinggi 8 sentimeter di wilayah Tarekukure. Tsunami kecil itu terjadi pada pukul 21.25 WIT.

Keterangan tertulis yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, tsunami di PNG tidak akan sampai ke wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. “Masyarakat di Papua dan Papua Barat tidak perlu evakuasi dan terus mengikuti arahan dari BMKG dan BPBD. Khusus masyarakat di daerah pesisir Papua dan Papua Barat, diimbau tidak terpancing isu karena tsunami yang terjadi tidak berdampak di Indonesia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Gempabumi di PNG terjadi pada pukul 19.51 WIT dengan kekuatan 7,9 SR. Peneliti di Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Widodo Setiyo Pranowo mengatakan, tsunami minor setinggi 8 cm hingga kurang dari 30 cm bukanlah tsunami yang membahayakan. Namun bagi kalangan peneliti, sekecil apapun perubahan muka laut tetap menarik untuk diteliti sebagai validasi dan tunning sensitivity pemodelan tsunami. “Dengan meningkatkan sensitivitas dan validitas model tsunami, diharapkan akan dapat memproduksi simulasi tsunami akibat gempa tektonik untuk basis data tsunami early warning system,” kata Widodo kepada CNNIndonesia.com, Sabtu malam (17/12). Menurut Widodo — yang pernah terlibat di German Indonesia Tsunami Early Warning System 2007-2010—bagi Indonesia juga sangat penting mengingat negara ini juga bisa mendapatkan kiriman tsunami dari wilayah-wilayah gempa laut di sekitar Indonesia seperti PNG.

(rdk) | CNN Indonesia

Morotai Rawan Gempa dan Tsunami

review-tews-bmkg-2016Jakarta, 09 Agustus 2016. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan workshop pemaparan dari Prof. Dr. Yusaku Ohta dari Tohoku University, Jepang dengan tema “Penentuan Magnitudo Cepat dengan Data GPS”, yang bertempat di Auditorium. Turut diundang oleh BMKG, peneliti P3SDLP, Dr.-Ing. Widodo Pranowo untuk menghadiri workshop tersebut. Disamping itu, Widodo, berkesempatan juga bertemu dengan Dr. Sven Harig dan Antonia Imerz dari Alfred Wegener Institute for Marine and Polar Research (AWI), Jerman yang sedang memberikan training workshop simulasi numerik propagasi tsunami di Lantai 3 Gedung C, BMKG. Berempat, bersama dengan Tri Handayani, S.Si, berkesempatan untuk berdiskusi perkembangan terkini skenario simulasi basis data yang telah dimutakhirkan hingga akhir tahun 2015, dimana Widodo, terlibat sebagai reviewer.

Read More Morotai Rawan Gempa dan Tsunami

Persiapan Pencanangan Sistem Peringatan Dini Tsunami

Diberitakan di Website Pusat Informasi Riset Bencana Alam (PIRBA) Tanggal :14/03/2008
Siaran Audio on Demand dari DW World (Deutsche Welle) hari Jum’at, 14 Maret 2008 mengulas tentang Persiapan Pencanangan Sistem Peringatan Dini Tsunami dengan narasumber seorang peneliti GITEWS – Widodo Pranowo untuk pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia dalam kerangka Kerjasama German Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS). Beliau mengatakan bahwa memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengimplementasikan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang terintegrasi.
Widodo menjelaskan, bahwa tahapan pengerjaan Sistem Peringatan Dini pada saat ini (tahun 2008) telah memasuki tahun terakhir. Dengan progress pembangunan sekitar 70%, sehingga dibutuhkan effort yang lebih untuk melengkapinya. Peralatan Sistem Peringatan Dini Tsunami antara lain adalah Buoy dan Seiscom. Buoy terdiri dari detektor yang berfungsi untuk melihat perubahan permukaan air laut, selain itu juga terdapat OBU (Ocean Bottom Unit) yang berfungsi untuk mengirimkan signal getaran gempa. ‘Seiscom’ adalah alat yang berfungsi untuk menerima sinyal dari sumber gempa. Alat ini dapat memberikan warning secara cepat dan sudah dapat beroperasi sejak gempa Bengkulu tahun 2007. Seiscom dioperasikan oleh BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).
Distribusi penyampaian peringatan dini tsunami telah dipersiapkan melalui Ina TEWS  (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang dikoordinatori oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek), yaitu instansi BMG sebagai pemberi informasi lokasi gempa dan potensi gempa terhadap tsunami. Sedangkan yang memiliki otoritas untuk menyampaikan informasi evakuasi kepada masyarakat adalah pemerintah daerah setempat.
Menurut Widodo, beberapa kendala yang membuat proyek pembangunan sistem peringatan dini tsunami lambat adalah karena sistem ini dibuat untuk jangka panjang sehingga harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik. Selain itu perbedaan kultur yang ada pada masyarakat Indonesia juga ikut mempengaruhi proses penyiapan masyarakat menjadi agak lama.
Sistem ini perlu dipasang di kawasan yang potensial akan tsunami, yaitu: daerah Barat Sumatera, Selatan Jawa sampai Selatan Nusa Tenggara, Utara Papua, Halmahera, Laut Banda (merupakan daerah pertemuan tiga lempeng), Selat Makasar, sebelah atas Sulawesi. Dan beberapa daerah yang telah ditetapkan sebagai pilot area adalah: Cilacap Bali, dan Padang (karena ada energi yang belum terlepaskan), jelas Widodo. Terakhir disampaikan bahwa perlunya pengamanan terhadap komponen sistem peringatan dini yang harus terus ditingkatkan dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik.

Sumber: PIRBA

Link Berita dan Audio Interviewed Terkait:

  1. Kerjasama Jerman- Indonesia untuk Sistem Peringatan Dini – IPTEK – DEUTSCHE WELLE – JERMAN
  2. Wawancara dengan Widodo Pranowo, salah seorang ilmuwan dan kandidat Doktor di Bidang Sistem Peringatan Dini – DEUTSCHE WELLE – JERMAN