| 408 Views via ANTARA BALI.COM
Negara (Antara Bali) – Paceklik ikan jenis lemuru, yang merupakan habitat endemi di Selat Bali, diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Maret 2017 akibat cuaca La Nina. Hal itu terungkap saat sosialisasi penerapan Ocean Health Index (OHI) atau Kesehatan Laut, yang diselenggarakan Balai Penelitian Dan Observasi Laut (Seacorm) di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Rabu.
“Melihat data dari penangkapan lemuru beberapa tahun terakhir, kami analisa, saat terjadi El Nino hasil tangkap nelayan justru meningkat, sementara saat La Nina cenderung menurun atau bahkan ikan jenis itu menghilang dari Selat Bali,” kata Widodo S. Pranowo, dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Laut Dan Pesisir. Ia mengatakan, seberapa besar dampak La Nina terhadap hasil tangkap nelayan, tergantung kekuatan anomali cuaca tersebut, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada bulan Oktober hingga November. Menurutnya, apa yang terjadi di Selat Bali terkait keberadaan ikan lemuru, juga terjadi di wilayah lainnya, sehingga ada kecenderungan nelayan penangkap ikan tuna mengarah ke sisi selatan samudera. “Logikanya, kapal-kapal penangkap tuna pasti mencari keberadaan ikan tersebut. Kapal-kapal itu saat ini mengarah ke sisi selatan samudera, yang kemungkinan besar ikan jenis tuna berada di sana,” ujarnya.
“Melihat data dari penangkapan lemuru beberapa tahun terakhir, kami analisa, saat terjadi El Nino hasil tangkap nelayan justru meningkat, sementara saat La Nina cenderung menurun atau bahkan ikan jenis itu menghilang dari Selat Bali,” kata Widodo S. Pranowo, dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Laut Dan Pesisir. Ia mengatakan, seberapa besar dampak La Nina terhadap hasil tangkap nelayan, tergantung kekuatan anomali cuaca tersebut, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada bulan Oktober hingga November. Menurutnya, apa yang terjadi di Selat Bali terkait keberadaan ikan lemuru, juga terjadi di wilayah lainnya, sehingga ada kecenderungan nelayan penangkap ikan tuna mengarah ke sisi selatan samudera. “Logikanya, kapal-kapal penangkap tuna pasti mencari keberadaan ikan tersebut. Kapal-kapal itu saat ini mengarah ke sisi selatan samudera, yang kemungkinan besar ikan jenis tuna berada di sana,” ujarnya.