Selasa Pahing, 2 November 2021 | Halaman 1 dan 11
Tag: la nina
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA – Sepinya tangkapan ikan Lemuru di laut Kabupaten Jembrana, Bali dipastikan akan berlangsung hingga tahun 2017 mendatang. Hal tersebut terungkap saat Badan Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Seacorm melangsungkan sosialisasi penerapan Ocean Health Index (OHI) atau Kesehatan Laut di Bali di BPOL Seacorm Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Rabu (28/9/2016) pagi.
Kepala Laboratorium di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP), Dr. Ing Widodo Setiyo Pranowo mengatakan berdasarkan data yang dikumpulkan pihaknya mulai tahun 2002 lalu, persebaran ikan Lemuru yang biasanya ramai di Selat Bali dan pesisir Bali Selatan kini mengalami perubahan. “Ketika terjadi El Nino ikan Lemuru ini justru meningkat di perairan Bali. Ketika La Nina justru berkurang atau menghilang sama sekali dari Selat Bali,” katanya. “La Nina tahun ini starting pointnya di Bulan Juni dan diprediksi akan berakhir pada Maret 2017 mendatang. Sehingga bisa dipastikan tidak ada ikan Lemuru lagi,” tandas Widodo pagi ini.
(I Gede Jaka Santhosa|Rabu, 28 September 2016 12:02)
Sumber: TRIBUN-BALI.COM
KOMPAS Cetak, Minggu, 03 Juli 2016
Cuaca & Iklim
LA NINA TIBA, BERBAGAI SEKTOR WASPADA
Jakarta, KOMPAS – La Nina telah tiba dan diperkirakan memuncak September dan Oktober 2016. Selain berdampak kepada pertanian dan perikanan, anomali cuaca itu mempertinggi intensitas bencana cuaca dan iklim. Pemudik diharap berhati-hati akan potensi banjir dan longsor.
Jakarta, Rubrik, 28 Juni 2016
“Fenomena La Nina memicu curah hujan tinggi dan gelombang setinggi 4-6 meter. Masuknya air hangat dari perairan Pasifik Barat ke perairan Nusantara, membawa serta populasi tuna maupun pelagis besar lainnya dalam jumlah banyak”.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut fenomena La Nina pada musim kemarau tahun ini, memicu curah hujan tinggi dan gelombang setinggi 4-6 meter. Namun, La Nina juga mendorong masuknya air hangat dari perairan Pasifik Barat ke perairan Nusantara, disertai migrasi ikan tuna maupun pelagis besar lainnya dalam jumlah banyak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan para pengguna transportasi laut agar berhati-hati terhadap gelombang tinggi dan arus laut yang kuat di sejumlah perairan di Indonesia. Tahun ini diperkirakan ada 1,6 juta pemudik yang menggunakan angkutan laut. Masyarakat yang berwisata ke pantai juga diminta waspada terlebih fasilitas keamanan pantai masih minim.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus S Swarinoto, mengatakan, tingginya gelombang merupakan efek terjadinya La Nina yang puncaknya pada Juli – September tahun ini. Suhu laut yang biasanya hangat menjadi lebih dingin. Pengaruh La Nina pada sistem gerak atmosfer global menyebabkan angin pasat timuran dan sirkulasi Monsoon menguat. Akibatnya akumulasi curah hujan di atas normal, terutama di bagian timur dan selatan Indonesia.
Ikan Tuna Melimpah
Kedatangan La Nina tak melulu membawa kabar buruk. Menurut peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP), Widodo Pranowo, ada kabar baik karena produksi perikanan bisa meningkat. Terjadi migrasi ikan tuna maupun ikan pelagis besar lainnya seperti cakalang dan madidihang dari perairan Pasifik Barat memasuki lautan Indonesia, terutama peraian Makassar dan Banda.