| Kompas Cetak, Jumat, 13 Desember 2019 | Halaman 1 | Halaman 18 (Metropolitan) | Reporter: JOG/GIO |
Tag: sampah
DETIK TRAVEL, Jakarta – Sampah lagi-lagi memakan korban. Kali ini, seekor paus sperma mati terdampar di Laut Wakatobi dengan perut yang penuh dengan sampah plastik. Paus sperma yang memiliki nama latin Physeter macrocephalus ini terdampar mati dengan perut terbuka di Pulau Kapota, Wakatobi , Sulawesi Tenggara. Bangkai paus ini sudah tidak utuh dan banyak sampah di perutnya. Kejadian ini kembali mempertanyakan pengelolaan sampah di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang menjadikan laut sebagai tempah sampah raksasa. Padahal, laut memiliki ekosistem dan kehidupan yang jauh lebih kompleks.
“Imbauan kepada masyarakat, kurangi penggunaan kantong plastik yang berpotensi terbuang ke sungai dan laut. Pastikan para pengelola wisata bahari, penyedia transportasi jasa laut, pengelola restoran pingir sungai dan laut, menyediakan tempat sampah yang memadai secara daya tampung dan daya dukung, dan juga tempat sampah harus cukup kokoh wadahnya, terlindungi agar tidak mudah terguling/terbongkar yang menyebabkan sampah-sampah tadi terbuang secara tidak sengaja atau sengaja ke badan sungai maupun ke laut,” ungkap Dr Ing Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, eksklusif kepada detikTravel, Rabu (21/11/2018). Read More DETIK TRAVEL: Please Jangan Buang Lagi Sampah ke Laut, Paus Sampai Mati Tuh
DETIK TRAVEL. Nusa Penida – Video sampah di Perairan Nusa Penida menjadi pukulan bagi Indonesia. Supaya tidak lagi kotor, ini yang harus sama-sama kita perhatikan! Nusa Penida yang cantik terekam penuh sampah beberapa waktu lalu. Sudah kembali bersih karena adanya pergerakan laut, jangan membuat kita luput untuk belajar dari pencemaran ini. Sampah di laut adalah hasil anthropogenik. Ikan dan makhluk hidup laut tentunya tidak nyampah seperti manusia.
“Nah, sumber sampah terbesar adalah dari daratan, yang kedua mungkin dari kapal. Sampah dari daratan ini juga ada yang sengaja maupun yang tidak disengaja,” ujar Dr Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, kepada detikTravel, Senin (12/3/2018). Read More DETIK TRAVEL: Pembelajaran dari Laut di Bali yang Tercemar Sampah
DETIK TRAVEL, Kupang – Nusa Penida viral dengan video turis Inggris yang menyelam dikelilingi sampah. Sekarang sudah bersih, tapi sampahnya masih mengalir. Turis Inggris yang bernama Rich Horner menyelam di Manta point Nusa Penida. Dalam videonya, Horner merekam seekeor manta yang lewat di dasar laut. Di sekelilingnya, sampah plastik berseliweran dan mengambang di permukaan laut. Hal ini menjadi viral dan membuat Kementerian Pariwisata melakukan pengecekan, seminggu kemudian.
Saat melakukan pengecekan, didapati laut Nusa Penida begitu bening dan bersih. Hal ini rupanya bukan hal yang mustahil, karena laut merupakan wadah air yang begerak, bukan akuarium yang diam.
Ernez Leo, d’traveler asal Kupang pun mengalami hal yang sama dengan Rich Horner. Saat itu dia dan kawan-kawan hendak melakukan snorkeling dan free drive di Perairan Dermaga Fery, di Bolok. Saat itu Ernez hendak melakukan free dive pada pukul 9.30 Wita. Namun bukan hanya ikan dan karang, tapi sampah pun mengelilinginya. Perairan sedang dalam keadaan surut. Setengah jam kemudian, perairan tersebut mengalami pasang dan sampah mulai berkurang bahkan hilang tanpa jejak. Apakah itu jangan-jangan sampah yang hanyut dari perairan di Nusa Penida?
Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, Dr. Widodo Pranowo pun angkat bicara. “Kalau secara umum, pada saat surut, kecepatan arus umumnya relatif pelan. Sehingga material apapun, apalagi yang berat jenisnya sangat lebih kecil ketimbang berat jenis air laut, akan mudah terlihat mengapung di perairan pesisir,” ujar Widodo kepada detikTravel, Minggu (11/3/2018). Read More DETIK TRAVEL: Laut Bali Sudah Bersih, Tapi Sampahnya Masih Mengalir