Category: News

The South China Sea – Indonesian Seas Transport / Exchange and Impacts on Seasonal Fish Migration (SITE) Workshop, China

Berita diterbitkan pada: Jumat, 09 Desember 2011
Pada akhir November lalu, Kepala BPOL Dr.rer.nat. Agus Setiawan dan Kasie Yantek, Bambang Sukresno, M.Si berkesempatan mengunjungi negeri matahari terbit, China. Kunjungan kedua pejabat BPOL ini dalam rangka menghadiri workshop “The South China Sea – Indonesian Seas Transport / Exchange (SITE) and Sunda Dynamics, and Their Impacts on Seasonal Fish Migration” yang diselenggarakan di Qingdao pada 27 – 28 November 2011. SITE merupakan salah satu program kerjasama antara China (FIO – SOA) dengan Indonesia (Balitbang KP) yang telah sukses diimplementasikan selama lima tahun terakhir.Dalam workshop tersebut dibahas tentang perkembangan program SITE: bagaimana perkembangan sains terbaru dalam oseanografi fisik di Laut China Selatan dan Perairan Indonesia. Sebelas peneliti dari China, Indonesia, USA dan Korea diundang untuk memberikan presentasi.

Acara pembuka dipimpin oleh Prof. Guohong Fang, chief scientist of SITE project of China side, First Institute of Oceanography (FIO), SOA. Prof. Fangli Qiao, Deputy Director of FIO, memberikan ucapan selamat datang pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Indonesia; Lamont Doherty Earth Observatory (LDEO), Columbia University, USA; Sungkyunkwan University, Korea; dan delegasi dari FIO. Beliau juga menyoroti perkembangan terakhir yang telah diambil oleh para peneliti dari Indonesia, USA dan China dalam kerangka program SITE yang telah berlangsung. Beliau juga menyarankan diskusi mendalam selama tiga hari berikutnya untuk memperkuat kerjasama multilateral dan mengharapkan pencapaian yang lebih besar. Dalam kesempatan ini, Dr. Widodo Setiyo Pranowo, P3SDLP menjelaskan rencana program dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir serta memberikan beberapa saran untuk rencana studi ke depan terkait dengan program SITE.
Mengikuti peraturan baru di Balitbang KP, program SITE tidak akan lagi dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan pesisir (P3SDLP). Program ini selanjutnya akan dikelola oleh Pusat Pengembangan dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP). Terkait dengan Implementation Agreement (IA) SITE yang akan berakhir pada 2011 ini, draft IA SITE terbaru telah disiapkan dan rencananya akan ditandatangani pada 5th China-Indonesia Joint Workshop di Xiamen, 15 – 16 Desember mendatang.
Beberapa peneliti yang memberikan presentasinya pada acara workshop :

  1. Prof. Choi ByungHo, Sungkyunkwan University, Korea : Regional Ocean Tide Simulator for the South China Sea
  2. Prof. Guohong Fang, FIO : South China Sea General Circulation
  3. Dr. Dwi Susanto, LDEO : The Preliminary Results of Sunda and Karimata Strait Observation
  4. Dr. Zexun Wei, FIO : Tide and Tidal Current Observation in the Karimata Strait
  5. Dr.rer.nat. Agus Setiawan, BPOL : Ocean Dynamics in Karimata Strait using HAMSOM Model.

Sumber: http://www.brok.kkp.go.id/news/284/

PERLU INFRASTRUKTUR MEMADAI AGAR PERINGATAN DINI TSUNAMI BERFUNGSI MAKSIMAL

Peristiwa gempa disusul tsunami di Kepulauan Mentawai dan sekitarnya yang menewaskan ratusan orang mendorong sejumlah ahli melakukan penelitian terhadap fenomena alam yang tersebut. Terkait penelitian tsunami , Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP) BPPT telah mengirim tim survey untuk melakukan pengumpulan data lapangan pasca bencana di kawasan Pulau Pagai Selatan, Utara dan Pulau Sipora.

Read More PERLU INFRASTRUKTUR MEMADAI AGAR PERINGATAN DINI TSUNAMI BERFUNGSI MAKSIMAL

Persiapan Pencanangan Sistem Peringatan Dini Tsunami

Diberitakan di Website Pusat Informasi Riset Bencana Alam (PIRBA) Tanggal :14/03/2008
Siaran Audio on Demand dari DW World (Deutsche Welle) hari Jum’at, 14 Maret 2008 mengulas tentang Persiapan Pencanangan Sistem Peringatan Dini Tsunami dengan narasumber seorang peneliti GITEWS – Widodo Pranowo untuk pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia dalam kerangka Kerjasama German Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS). Beliau mengatakan bahwa memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengimplementasikan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang terintegrasi.
Widodo menjelaskan, bahwa tahapan pengerjaan Sistem Peringatan Dini pada saat ini (tahun 2008) telah memasuki tahun terakhir. Dengan progress pembangunan sekitar 70%, sehingga dibutuhkan effort yang lebih untuk melengkapinya. Peralatan Sistem Peringatan Dini Tsunami antara lain adalah Buoy dan Seiscom. Buoy terdiri dari detektor yang berfungsi untuk melihat perubahan permukaan air laut, selain itu juga terdapat OBU (Ocean Bottom Unit) yang berfungsi untuk mengirimkan signal getaran gempa. ‘Seiscom’ adalah alat yang berfungsi untuk menerima sinyal dari sumber gempa. Alat ini dapat memberikan warning secara cepat dan sudah dapat beroperasi sejak gempa Bengkulu tahun 2007. Seiscom dioperasikan oleh BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).
Distribusi penyampaian peringatan dini tsunami telah dipersiapkan melalui Ina TEWS  (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang dikoordinatori oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek), yaitu instansi BMG sebagai pemberi informasi lokasi gempa dan potensi gempa terhadap tsunami. Sedangkan yang memiliki otoritas untuk menyampaikan informasi evakuasi kepada masyarakat adalah pemerintah daerah setempat.
Menurut Widodo, beberapa kendala yang membuat proyek pembangunan sistem peringatan dini tsunami lambat adalah karena sistem ini dibuat untuk jangka panjang sehingga harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik. Selain itu perbedaan kultur yang ada pada masyarakat Indonesia juga ikut mempengaruhi proses penyiapan masyarakat menjadi agak lama.
Sistem ini perlu dipasang di kawasan yang potensial akan tsunami, yaitu: daerah Barat Sumatera, Selatan Jawa sampai Selatan Nusa Tenggara, Utara Papua, Halmahera, Laut Banda (merupakan daerah pertemuan tiga lempeng), Selat Makasar, sebelah atas Sulawesi. Dan beberapa daerah yang telah ditetapkan sebagai pilot area adalah: Cilacap Bali, dan Padang (karena ada energi yang belum terlepaskan), jelas Widodo. Terakhir disampaikan bahwa perlunya pengamanan terhadap komponen sistem peringatan dini yang harus terus ditingkatkan dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik.

Sumber: PIRBA

Link Berita dan Audio Interviewed Terkait:

  1. Kerjasama Jerman- Indonesia untuk Sistem Peringatan Dini – IPTEK – DEUTSCHE WELLE – JERMAN
  2. Wawancara dengan Widodo Pranowo, salah seorang ilmuwan dan kandidat Doktor di Bidang Sistem Peringatan Dini – DEUTSCHE WELLE – JERMAN

 

Inilah ‘Surga’ di Bawah Laut Papua

BILA Anda penikmat panorama kehidupan bawah laut, coba bandingkan lokasi yang Anda ketahui dengan kawasan laut di Kabupaten Raja Ampat. Kekaguman pasti segera terlontar.

Selain panorama indah di atas permukaan laut, biota di dalam laut pun menjanjikan keindahan. Berbagai jenis ikan bermacam ukuran dan warna hilir mudik tiada henti. Beraneka ragam karang keras dan lunak menambah semarak kehidupan.

Read More Inilah ‘Surga’ di Bawah Laut Papua